skip to main | skip to sidebar

                                                               BAB I

                                                 PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Kegiatan pelatihan bagi guru pada dasarnya merupakan suatu bagian yang integral dari manajemen dalam bidang ketenagaan di sekolah dan merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru sehingga pada gilirannya diharapkan para guru dapat memperoleh keunggulan kompetitif dan dapat memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya. Dengan kata lain, mereka dapat bekerja secara lebih produktif dan mampu meningkatkan kualitas kinerjanya. Alan Cowling & Phillips James (1996:110) memberikan rumusan pelatihan sebagai: “perkembangan sikap/pengetahuan/keterampilan pola kelakuan yang sistematis yang dituntut oleh seorang karyawan (baca : guru) untuk melakukan tugas atau pekerjaan dengan memadai”.

Penyelenggaraan program pelatihan dapat bermanfaat baik untuk sekolah maupun guru. Menurut Sondang Siagian (1997:183-185) manfaat pendidikan dan pelatihan sekolah setidaknya terdapat tujuh manfaat yang dapat dipetik, yaitu: (1) peningkatan produktivitas kerja sekolah sebagai keseluruhan; (2) terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan; (3) terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat; (4) meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam prganisasi dengan komitmen organisasional yang lebih tinggi; (5) mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya manajerial yang partisipatif; (6) memperlancar jalannya komunikasi yang efektif; dan (7) penyelesaian konflik secara fungsional.

Sedangkan manfaat pelatihan bagi guru, diantaranya : (1) membantu para guru membuat keputusan dengan lebih baik; (2) meningkatkan kemampuan para guru menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya; (3) terjadinya internalisasi dan operasionalisasi faktor-faktor motivasional; (4) timbulnya dorongan dalam diri guru untuk terus meningkatkan kemampuan kerjanya; (5) peningkatan kemampuan guru untuk mengatasi stress, frustasi dan konflik yang pada gilirannya memperbesar rasa percaya pada diri sendiri; (6) tersedianya informasi tentang berbagai program yang dapat dimanfaatkan oleh para guru dalam rangka pertumbuhan masing-masing secara teknikal dan intelektual; (7) meningkatkan kepuasan kerja; (8) semakin besarnya pengakuan atas kemampuan seseorang; (9) makin besarnya tekad guru untuk lebih mandiri; dan (10) mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru di masa depan.

Selanjutnya, pada bagian lain Alan Cowling & Phillips James (1996:110) mengemukakan pula tentang apa yang disebut learning orgazanizaton atau organisasi yang mau belajar. Dalam hal ini organisasi diperlakukan sebagai sistem (suatu konsep yang akrab disebut systems theory) yang perlu menanggapi lingkungannya agar tetap hidup dan makmur. Menurut pandangan ini, sebuah organisasi akan mengembangkan suatu kemampuan untuk menanggapi perubahan-perubahan di dalam lingkungannya, yang memastikan bahwa trasformasi internal terus-menerus terjadi.

Dengan demikian, suatu organisasi atau sekolah yang mau belajar dapat dikatakan sebagai suatu organisasi yang memberikan kemudahan kepada anggotanya untuk melakukan proses belajar dan terus-menerus mengubah dirinya sendiri. Salah satu wujud sekolah sebagai learning organization adalah adanya kemauan belajar dari para guru untuk senantiasa meningkatkan kemampuannya, dan salah satunya melalui kegiatan pelatihan. Dengan demikian, upaya belajar tidak hanya terjadi pada kalangan siswa semata.

B.     Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui Dampak Pendidikan dan Pelatihan profesi guru bagi kemajuan pendidikan di provinsi Banten. Tujuan PLPG atau Pendidikan dan Latihan Profesi Guru sendiri adalah mendapatkan tanda bukti gelar "Guru Profesional" guna menambah penghasilan guru melalui tunjangan profesi sebagai peningkatan taraf ekonomi dan kesejahteraan hidup guru-guru.

Setelah sertifikasi maka ada tunjangan yang cukup besar dalam triwulan tentu dengan kerja yang berbeda ke arah penggunaan kompetensi sebagai seorang guru profesional sehingga tanggung jawabnya terhadap keberhasilan siswa akan menjadi jauh lebih besar seiring harapan peningkatan pendidikan nasional melalui sistem sertifikasi guru ini.

Iming-iming peningkatan penghasilan per bulan sudah tentu harus melewati tahapan-tahapan yang tidak semudah membalikkan telapak tangan, gelar "Profesional" yang akan didapat setelah PLPG atau Pendidikan dan Latihan Profesi Guru akan menuntut diri bagaimana menjadi seorang guru yang profesional. Selain itu persaingan yang semakin ketat dalam setiap tahunnya akan menjadi tantangan tersendiri.

Lalu bagaimana dan apa saja yang akan atau dijadikan persiapan dalam mengikuti program sertifikasi guru 2012 melalui PLPG atau Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, yang terutama adalah fisik dan mental dimana saat PLPG atau Pendidikan dan Latihan Profesi Guru berlangsung sama saja kerja akstra untuk mengoptimalkan perolehan kompetensi yang ada dalam diri guru.

Sebagai bayangan PLPG atau Pendidikan dan Latihan Profesi Guru sama halnya dengan Pendidikan ABRI dan Polisi / POLRI, yang membedakan adalah bidang masing-masing yang diguluti, bila Pendidikan ABRI dan Polisi / POLRI yang dilatih adalah kekuatan fisik namun pada PLPG atau Pendidikan dan Latihan Profesi Guru yang dilatih adalah kekuatan diri dan keterampilan sebagai seorang guru tentang bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswanya yang tentu cara berpikirnya masih sederhana dan berbeda dengan seorang guru.

Setelah PLPG atau Pendidikan dan Latihan Profesi Guru tidak ada lagi keegoisan guru yang mengutamakan sudut pandangnya untuk memaksakan siswa mengikuti cara berpikir guru, ini tidak sesuai dengan teori belajar, padahal apabila guru itu mampu dan terampil memandang dari kacamata siswa sudah tentu belajar dan pembelajaran menjadi lebih mudah, juga akan membuat waktu yang digunakan menjadi lebih efektif dan efisien.

                                                                BAB II

                                                       PEMBAHASAN

A.    Kompetensi Guru

Pada  era  globalisasi yang terjadi saat ini, pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menciptakan sumberdaya manusia yang handal. Persaingan global yang terjadi pada dunia pendidikan menuntut adanya jaminan kualitas layanan dan kemampuan pengelolaan agar menimbulkan kepercayaan publik terhadap layanan yang diberikan oleh sekolah. Setiap sekolah dan semua elemen-elemen dalam institusi tersebut harus berupaya meningkatkan mutu pelayanannya secara terus menerus. Kecenderungan masa kini dan masa depan menunjukkan bahwa setiap sekolah semakin menyadari pentingnya peningkatan dan mempertahankan kualitas dari institusinya (quality of organization). Oleh karena itu, sekolah yang bermutu semakin dituntut untuk memperoleh jaminan kepastian terhadap mutu pelayanan pendidikan  yang diberikannya.

Mutu pendidikan mempunyai tingkatan dari rendah ke tinggi sehingga berkedudukan sebagai suatu variabel, dalam konteks pendidikan sebagai suatu sistem, variabel mutu pendidikan dapat dipandang sebagai variabel terikat yang dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kepemimpinan, iklim organisasi, kualifikasi guru, anggaran, kecukupan fasilitas belajar dan sebagainya. Terdapat banyak standar mutu dalam pendidikan, misalnya sarana gedung yang bagus, guru yang terkemuka, nilai moral yang tinggi, hasil ujian yang memuaskan, spesialisasi atau kejuruan, dorongan orang tua, bisnis dan komunitas lokal, sumberdaya yang melimpah, aplikasi teknologi mutakhir, kepemimpinan yang baik dan efektif, perhatian terhadap pelajar dan anak didik, kurikulum yeng memadai, atau juga kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Standar ini merupakan faktor terciptanya  suatu mutu pendidikan, atau faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan.

Salah satu sumber daya manusia yang harus dipenuhi dalam upaya peningkatan mutu pendidikan adalah keberadaan guru yang professional. Eksistensi guru didasari oleh dasar hukum yang terdapat pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Dengan demikian, tidak ada alasan apapun untuk memarjinalkan dan mengecilkan eksistensi seorang guru dalam melaksanakan tugasnya. Secara tegas dikatakan dalam UU tersebut bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.  Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Kinerja seorang guru pada sekolah ditunjukan dengan kemampuan kerja dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. 

Kompetensi guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan mutu hasil pembelajaran disekolah, namun kompetensi guru tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, dan lamanya mengajar. Sebagai standar kompetensi yang perlu dimiliki oleh guru dalam melaksanakan profesinya, pemerintah mengeluarkan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Kompetensi guru tersebut bersifat menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang satu sama lain saling berhubungan dan saling mendukung. Kompetensi Pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik. Selain itu kemampuan pedagogik juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing dan memimpin peserta didik. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Kompetensi sosial guru adalah salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional. Kompetensi profesional meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya.

Banyak orang berpendapat yang mengatakan bahwa mutu hasil pembelajaran ditentukan oleh kompetensi gurunya. Jika kualitas gurunya buruk, maka 60% buruk pula mutu hasil pembelajarannya. Sebaliknya jika kualitas gurunya baik, maka 60% mutu hasil pembelajarannya juga baik dan 40% lainnya dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya. Artinya jika pendidikan ingin maju, maka harus dimulai dulu dari gurunya.

B.     Dampak Pendidikan dan Pelatihan bagi Guru

Isu mengenai program pembinaan profesi guru melalui pelatihan telah diungkapkan oleh Suastra (2006), dengan mengacu pada empat jenis program unggulan yaitu (1) program peningkatan kualitas pembelajaran melalui pelatihan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen inovatif atau pelatihan dan pelaksanaan lesson study, (2) program peningkatan produktivitas ilmiah guru melalui pelatihan dan pelaksanaan penelitian tindakan kelas, (3) program peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru melalui studi lanjut ke D4 atau S1, dan (4) program pengembangan karir guru melalui studi S2.  Terkait dengan pembinaan profesi guru yang dilakukan oleh kepala sekolah, hasil survey menunjukkan bahwa 97.2% kepala sekolah telah melakukan pembinaan profesi guru, hanya 2.8% kepala sekolah belum pernah melakukannya. Terungkap pula bahwa 83.3% kepala sekolah telah melakukan pembinaan pembelajaran dan asesmen inovatif, hanya 16.7% belum pernah melakukannya. Juga ditemukan bahwa 58.3% kepala sekolah telah melakukan pembinaan lesson study, walapun cukup banyak yang melakukannya yaitu sebesar 41.7%. Ditemukan pula bahwa 86.1 % kepala sekolah telah melakukan pembinaan penelitian tindakan kelas dan 13.9% yang belum pernah melakukannya. Data-data tersebut menunjukkan bahwa program-program pembinaan profesi guru telah dilakukan di sebagian besar sekolah. Fakta ini juga didukung oleh pernyataan guru, bahwa sebagian besar dari mereka mengakui telah pernah mengikuti pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh kepala sekolah.

Dengan telah dilaksanakannya program-program pembinaan profesi guru dalam bentuk pelatihan pembelajaran dan asesmen inovatif, pelatihan lesson study, dan pelatihan penelitian tindakan kelas, seyogyanya para guru telah memiliki pengetahuan konseptual yang memadai, mampu melakukan pembelajaran dan asesmen inovatif secara intensif, melakukan lesson study secara optimal, dan melakukan penelitian tindakan kelas secara berkelanjutan. Namun, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan konseptual guru tentang pembelajaran dan asesmen inovatif berkategori kurang (M = 51.3 dan SD = 11.4), pengetahuan konseptual guru tentang lesson study berkategori kurang (M = 48.8 dan SD = 15.3), dan pengetahuan konseptual guru tentang penelitian tindakan kelas adalah kurang (M = 44.4 dan SD = 11.1).

Rendahnya pengetahuan konseptual guru tentang pembelajaran dan asesmen inovatif mengindikasikan bahwa peran guru sebagai agen pembaharuan sulit untuk dapat diwujudkan secara optimal. Padahal, pengetahuan konseptual tentang pembelajaran dan asesmen inovatif merupakan hal yang sangat penting bagi guru dalam memajukan proses dan produk belajar siswa. Santyasa (2006) menyatakan bahwa pembelajaran dan asesmen inovatif merupakan wujud gagasan baru bagi guru sebagai agen pembaharuan dalam pembelajaran untuk mampu memfasilitasi pebelajar dalam memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar.

Dalam pelaksanaan Lesson Study, ada 8 (delapan) peluang yang dapat diperoleh oleh guru yang dapat membantu pengembangan profesionalismenya (Lewis, 2002), yaitu (1) memikirkan dengan cermat mengenai tujuan pembelajaran, materi pokok, dan bidang studi, (2) mengkaji dan mengembangkan pembelajaran yang terbaik yang dapat dikembangkan, (3) memperdalam pengetahuan mengenai materi pokok yang diajarkan, (4) memikirkan secara mendalam tujuan jangka panjang yang akan dicapai yang berkaitan dengan siswa, (5) merancang pembelajaran secara kolaboratif, (6) mengkaji secara cermat cara dan proses belajar serta tingkah laku siswa, (7) mengembangkan pengetahuan pedagogis yang kuat penuh daya, dan (8) melihat hasil pembelajaran sendiri melalui pandangan siswa dan kolega. Kedelapan peluang tersebut tampaknya belum mampu diraih oleh para guru secara optimal. Pernyataan ini didukung oleh temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa para guru memiliki pengetahuan konseptual dan terapan mengenai lesson study yang relatif rendah. Rendahnya pengetahuan konseptual dan pengetahuan terapan guru tentang lesson study tersebut mengindikasikan profesionalisme dan kompetensi guru masih relatif rendah.

Indikator lain yang juga mencerminkan rendahnya profesionalisme dan kompetensi guru adalah temuan survey yang mengungkapkan bahwa rendahnya pengetahuan konseptual dan pengetahuan terapan bagi guru tentang penelitian tindakan kelas. Artinya, penelitian tindakan kelas yang sangat potensial untuk pembinaan profesi dan kompetensi guru belum mampu diberdayakan. Pada hal, para ahli menyatakan bahwa: ”Penelitian tindakan kelas dapat digunakan sebagai dasar pembinaan profesi dan peningkatan kompetensi guru” (Jones & Song, 2005; Kirkey, 2005; McIntosh, 2005).

Praktik pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan profesi guru, karena penelitian tindakan kelas dapat membantu pengembangan kompetensi guru dalam menyelesaikan masalah pembelajaran mencakup kualitas isi, efisiensi, dan efektivitas pembelajaran, proses, dan hasil belajar siswa (Jones & Song, 2005; Kirkey, 2005; McIntosh, 2005).

Rendahnya pengetahuan konseptual guru tentang pembelajaran dan asesmen inovatif, lesson study, dan penelitian tindakan kelas tersebut mengindikasikan bahwa pelaksanaan pembelajaran dan asesmen inovatif, lesson study, atau penelitian tindakan kelas bagi para guru tidak optimal. Walapun guru menyatakan telah mengikuti pelatihan-pelatihan dan mampu mengimplementasikannya dalam pembelajaran, namun proses dan hasilnya diduga kurang mampu mencerminkan prinsip-prinsip inovasi pembelajaran dan asesmen, prinsip lesson study, atau prinsip penelitian tindakan kelas. Pernyataan ini didukung oleh temuan survey bahwa sebagian besar rencana dan pelaksanaan pembelajaran (RPP) buatan guru belum mengindikasikan telah dilaksanakannya pembelajaran dan asesmen inovatif, lesson study, atau penelitian tindakan kelas. Temuan lain yang juga mendasari, bahwa hanya 28% guru telah memiliki proposal penelitian tindakan kelas dan 72% belum pernah menyusun proposal penelitian tindakan kelas, hanya 22% guru telah memiliki laporan penelitian tindakan kelas, dan 78% guru tidak memiliki laporan penelitian kelas, karena belum pernah melakukannya. Fakta ini menunjukkan bahwa produktivitas guru dalam melakukan inovasi yang menunjang pengembangan profesionalismenya adalah relatif rendah.

Rendahnya produktivitas guru dalam menunjang pengembangan profesionalisme mereka, disebabkan karena adanya kendala-kendala dalam melaksanakan pembelajaran dan asesmen inovatif, lesson study, dan penelitian tindakan kelas. Kendala-kendala tersebut adalah banyak guru belum memiliki pedoman pelaksanaan standar (standar operating procedur/SOP) baik untuk pembelajaran dan asesmen inovatif, lesson study, maupun untuk penelitian tindakan kelas. Pernyataan ini terbukti dari temuan penelitian, bahwa dari 108 guru, 62.1 % nya menyatakan belum memiliki pedoman dalam melaksanakan pembelajaran inovatif, sedangkan selebihnya menyatakan telah memiliki. Untuk pelaksanaan lesson study, 68.5% guru menyatakan belum memiliki pedoman, dan untuk pelaksanaan penelitian tindakan kelas, 44.5% guru menyatakan belum memiliki pedoman.

Belum optimalnya pengetahuan konseptual dan pengetahuan terapan guru tentang pembelajaran dan asesmen inovatif, lesson study, dan penelitian tindakan kelas akan bermuara pada belum optimalnya kualitas proses pembelajaran yang dialami oleh siswa di sekolah. Proses pembelajaran yang belum optimal akan memberikan perolehan belajar bagi siswa yang juga belum optimal. Sebagai perolehan belajar dapat berupa pemahaman atau kemampuan pemecahan masalah. Temuan ini mengungkapkan bahwa kualitas pemahaman dan kemampuan pemecahan masalah bagi siswa berkategori kurang. Perolehan belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara menyediakan pelayanan pembinaan dan pengembangan produktivitas guru. Produktivitas guru dapat ditingkatkan melalui aktivitas-aktivitas in service trainning, baik melalui pelatihan tentang pembelajaran dan asesmen inovatif, lesson study, maupun pelatihan penelitian tindakan kelas. Aktivitas-aktivitas pelayanan tersebut ternyata memberikan dampak positif, tidak hanya dalam pembinaan profesi guru, tetapi juga peningkatan perolehan belajar siswa. Oleh sebab itu, pembinaan profesi guru menjadi sangat penting untuk dilakukan secara berkelanjutan. Fasilitas yang sangat mendukung efesiensi dan efektivitas pembinaan profesi guru dapat berupa model pelatihan, baik model pelatihan pembelajaran dan asesmen inovatif, lesson study, maupun model pelatihan penelitian tindakan kelas. Fasilitas-fasilitas pelatihan tersebut sangat diharapkan untuk segera dikembangkan oleh sebagian besar kepala sekolah.

                                                          BAB III

                                                       PENUTUP

A.    Kesimpulan

Terdapat indikasi bahwa masih banyak guru belum terlibat secara optimal dalam pendidikan dan pelatihan pembelajaran dan asesmen inovatif, lesson study, atau penelitian tindakan kelas. Hal ini berdampak pada rendahnya pengetahuan konseptual dan pengetahuan terapan bagi guru tentang pembelajaran dan asesmen inovatif, lesson study, dan penelitian tindakan kelas. Sebagian besar Rencana dan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru belum mencerminkan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen inovatif, lesson study, atau penelitian tindakan kelas. Sebagian besar guru belum memiliki proposal atau laporan penelitian tindakan kelas. Pengetahuan konseptual dan pengetahuan terapan guru tentang pembelajaran dan asesmen inovatif, lesson study, atau penelitian tindakan kelas adalah berkategori kurang.

 Rendahnya kualitas pengetahuan konseptual dan pengetahuan terapan guru tentang pembelajaran dan asesmen inovatif, lesson study, dan penelitian tindakan kelas berdampak pada rendahnya kualitas proses pembelajaran yang dialami siswa, sehingga bermuara pada rendahnya perolehan belajar yang dicapai oleh siswa. Hal ini terjadi karena belum semua guru pernah terlibat dalam aktivitas-aktivitas pelatihan. Pembinaan profesi guru telah dilakukan oleh kepala sekolah, namun pelaksanaannya belum menggunakan model pelatihan yang standar, terutama yang menyangkut standar pengetahuan maupun standar prakteknya. Pembinaan profesi guru merupakan suatu keniscayaan untuk peningkatan kompetensi mereka. Peningkatan kompetensi guru akan berdampak positif pada mutu lulusan.

B.     Saran

Agar kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh suatu sekolah benar-benar dapat memberikan manfaat bagi kemajuan guru maupun bagi organisasi itu sendiri, maka perlu ditempuh beberapa langkah dalam suatu kegiatan pelatihan. Sondang Siagian (1997:185-203) memaparkan tujuh langkah dalam kegiatan pelatihan, yaitu :

1)     Penentuan kebutuhan

2)     Penentuan sasaran

3)     Identifikasi isi program;

4)     Identifikasi prinsip-prinsip belajar;

5)     Pelaksanaan program;

6)     Identifikasi manfaat;

7)     Penilaian pelaksanaan program

 
This is your new blog post. Click here and start typing, or drag in elements from the top bar.
 
Picture
Metode Debat
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.

Metode Role Playing
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing:
Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.

Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2. Berpikir dan bertindak kreatif.
3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.

Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Langkah-langkah:
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Kelebihan:
1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan:
1. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
2. Membutuhkan banyak waktu dan dana.
3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini

Cooperative Script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
6. Kesimpulan guru.
7. Penutup.
Kelebihan:
• Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
• Setiap siswa mendapat peran.
• Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
• Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
• Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).

 
This is your new blog post. Click here and start typing, or drag in elements from the top bar.
Picture
  1. Pengertian Aqidah
Aqidah secara bahasa berasal dari kata (  عقد) yang berarti ikatan. Secara istilah adalah keyakinan hati atas sesuatu. Kata ‘aqidah’ tersebut dapat digunakan untuk ajaran yang terdapat dalam Islam, dan dapat pula digunakan untuk ajaran lain di luar Islam. Sehingga ada istilah aqidah Islam, aqidah nasrani; ada aqidah yang benar atau lurus dan ada aqidah yang sesat atau menyimpang.

Dalam ajaran Islam, aqidah Islam (al-aqidah al-Islamiyah) merupakan keyakinan atas sesuatu yang terdapat dalam apa yang disebut dengan rukun iman, yaitu keyakinan kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta taqdir baik dan buruk. Hal ini didasarkan kepada Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Shahabat Umar bin Khathab r.a. yang dikenal dengan ‘Hadits Jibril’.

  1. Kedudukan Aqidah dalam Islam
Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting. Ibarat suatu bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain, seperti ibadah dan akhlaq, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang dibangun tanpa pondasi adalah suatu bangunan yang sangat rapuh. Tidak usah ada gempa bumi atau badai, bahkan untuk sekedar menahan atau menanggung beban atap saja, bangunan tersebut akan runtuh dan hancur berantakan.

Maka, aqidah yang benar merupakan landasan (asas) bagi tegak agama (din) dan diterimanya suatu amal. Allah swt berfirman,

فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَآءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحًا وَلاَيُشْرِكُ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا.

Artinya: “Maka barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya (di akhirat), maka hendaklah ia beramal shalih dan tidak menyekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (Q.S. al-Kahfi: 110)

Allah swt juga berfirman,

وَلَقَدْ أُوحِىَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِّنَ الْخَاسِرِينَ.

Artinya: “Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi sebelummu, bahwa jika engkau betul-betul melakukan kesyirikan, maka sungguh amalmu akan hancur, dan kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang merugi.” (Q.S. az-Zumar: 65)

Mengingat pentingnya kedudukan aqidah di atas, maka para Nabi dan Rasul mendahulukan dakwah dan pengajaran Islam dari aspek aqidah, sebelum aspek yang lainnya. Rasulullah saw berdakwah dan mengajarkan Islam pertama kali di kota Makkah dengan menanamkan nilai-nilai aqidah atau keimanan, dalam rentang waktu yang cukup panjang, yaitu selama kurang lebih tiga belas tahun. Dalam rentang waktu tersebut, kaum muslimin yang merupakan minoritas di Makkah mendapatkan ujian keimanan yang sangat berat. Ujian berat itu kemudian terbukti menjadikan keimanan mereka sangat kuat, sehingga menjadi basis atau landasan yang kokoh bagi perjalanan perjuangan Islam selanjutnya. Sedangkan pengajaran dan penegakan hukum-hukum syariat dilakukan di Madinah, dalam rentang waktu yang lebih singkat, yaitu kurang lebih selama sepuluh tahun. Hal ini menjadi pelajaran bagi kita mengenai betapa penting dan teramat pokoknya aqidah atau keimanan dalam ajaran Islam.

 
This is your new blog post. Click here and start typing, or drag in elements from the top bar.
 
This is your new blog post. Click here and start typing, or drag in elements from the top bar.
 
Start blogging by creating a new post. You can edit or delete me by clicking under the comments. You can also customize your sidebar by dragging in elements from the top bar.
Picture
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG

       Dilatar belakangi oleh tugas membuat makalah pada mata kuliah FISIKA MODERN, kami menyusun makalah mengenai “pendahuluan fisika modern”. Mungkin dilihat dari judulnya cukup membingungkan dan membuat penasaran tentang apa yang tertuang didalamnya. Tapi sesuai dengan judul makalah ini yaitu pendahuluan fisika modern, makalah ini berisi mengenai awal lahirnya fisika modern, mengapa disebut fisika modern dan beberapa masalah yang timbul dari beberapa kata yang mempertannyakan mengenai materi fisika modern. Mulai dari kata “teori”, “bagaimana”, dan “mengapa” yang menurut kami cukup menarik untuk dipahami.

1.2  TUJUAN

       Tujuan dari pembuatan makalah ini selain untuk memenuhi tugas membuat makalah  kelompok, bertujuan juga untuk memperdalam pemahaman kami tentang materi fisika modern. Karena dalam proses membuat makalah ini ada unsur explorasi didalamnya, kami harus tahu lebih banyak dan pastinya membaca lebih banyak. Ini sangat bermanfaat bagi kami karena pengetahuan yang diperoleh dengan menemukan sendiri akan melekat lama dalam memori. Lalu kami juga memiliki tujuan agar seandainya dibaca oleh orang lain bisa menjadi tambahan ilmu untuk yang mambaca.

BAB II

PEMBAHASAN

PENDAHULUAN FISIKA MODERN

Dinamika Newton telah berulang kali mengalami pengujian ketat, dan membuat ia diterima sebagai dasar bagi pemahaman tentang perilaku alam. Keelektrikan dan kemagnetan telah berhasil dipadukan oleh teoritik Maxwell. Gelombang elektromagnet telah berhasil diamati dan diselidiki sifat-sifatnya oleh Hertz yang berawal dari teori Maxwell .

Fisika modern biasanya dikaitkan dengan berbagai perkembangan yang dimulai dengan teori relativitas khusus dan kuantum. Bidang studi ini menyangkut penerapan kedua teori tersebut untuk memahami sifat atom, inti atom, serta berbagai partikel penyusunnya, kelompok atom dalam berbagai molekul dan zat padat, juga pada skala kosmik (jagad raya), tentang asal mula dan evolusi alam semesta.

1  

2.1  TINJAUAN ULANG FISIKA KLASIK

Konsep fisika modern sangat berbeda dengan fisika klasik, tapi kita seringkali akan merasa perlu untuk merujuk kembali konsep fisika klasik, diantaranny:

Mekanika

sebuah benda bermassa m yang bergerak dengan kecepatan v memiliki energi kinetik yang didefinisikan oleh

 

Momentum linier didefinisikan

 

Apabila sebuah benda bertumbukan dengan benda lain, maka untuk menganalisis tumbukan dengan menerapkan kedua hukum kekekalan berikut:

1.      Kekekalan Energi

Energi  total sebuah sistem terpisah (resultan gaya luar yang bekerja padanya nol) selalu konstan. Ini berarti bahwa energi total kedua partikel sebelum tumbukan sama dengan energi total setelah tumbukan

2.      Kekekalan Momentum Linear

Momentum linear adalah sebuah vektor, maka penerapan hukum ini memberikan dua buah persamaan, satu bagi komponen x dan komponen y. Momentum linear  total sebuah sistem terpisah selalu konstan, artinya momentum linear total kedua partikel sebelum tumbukan sama dengan momentum linear setelah tumbukan.

Penerapan lain dari kekekalan energi berlaku ketika sebuah partikel bergerak dibawah pengaruh sebuah gaya luar F. Terdapat juga energi potensial V yang sedemikian rupa sehingga untuk gerak satu dimensi berlaku



Energi total E adalah jumlah energi kinetik dan potensial

 

            Ketika partikel bergerak, K dan V dapat berubah, tetapi E tetap konstan. Bila sebuah benda yang bergerak dengan momentum linear p berada pada kedudukan r dari titik asal O, maka momentum sudut I nya terhadap titik O didefinisikan :

 

Keelektrikan dan Kemagnetan yaitu gaya elektrik statik (gaya Coulomb) antara dua partikel bermuatan q1  dan q2  

   

 dalam SI  tetapan

 

Pada kedua persamaan  harus muncul. Pada sistem nilai tetapan  didefinisikan besarnya 1. Arus elektrik i menimbulkan medan magnet B. Dalam sistem SI, B diukur dalam satuan tesla ( T adalah newton per  amper meter). Tetapan  besarnya

 



Teori Kinetik Zat yaitu termal rata-rata dari molekul-molekul sebuah gas ideal pada temperatur T adalah



Dimana k adalah tetapan Boltzmann



2.2  Teori Kinetik Zat

Energi kinetik termal rata-rata dari molekul-molekul sebuah gas ideal pada temperature T adalah

K = kT

Dimana k = 1,381 x  J/K

       Berhati-hatilah tentang Boltzman k dengan bilangan gelombang k = . Besaran kT seringkali diambil sebagai taksiran kasar bagi energy kinetic per partikel yang berada dalam kesetimbangan termal pada suhu T. contohnya : Pada suhu ruangan ( 20⁰ C = 293 K ), energy termal rata-rata adalah sekitar 4.0 x  J, sedangkan di dalam sebuah bintang bersuhu T ~  K, energy termal rata-rata adalah sekitar  J.

       Besaran zat lainnya yang disebut satu gram-molekul, atau mole, adalah jumlah zat tersebut dengan nilai massa dalam gram yang sama dengan berat molekulnya. Berat molekul hydrogen adalah sekitar 2, karena tiap molekul hydrogen memiliki dua atom dan masing-masing bermassa satuan. Oleh karena itu, satu mol hydrogen massanya sekitar 2 g. berat molekul besi sekitar 56 karena satu mol besi massanya ±56 g. satu mol zat apapun mengandung jumlah molekul yang sama banyak, dan jumlahnya sama dengan bilangan Avogadro, , yaitu

 = 6,022 x  molekul/mol

2.3  SATUAN DAN DIMENSI

                 Hampir semua tetapan dan variable fisika yang akan kita gunakan memiliki satuan dan dimensi. Dimensi sebuah tetapan atau variable memberitahukan kita tentang jenisnya, sebuah besaran yang dalam satu kerangka acuan memiliki dimensi panjang misalnya tetap memiliki dimensi panjang dalam setiap kerangka acuan lainnya, walaupun besar dan satuan yang kita gunakan mungkin berubah. Yang selalu perlu kita sadari ketika mengerjakan suatu soal adalah merasa yakin bahwa persamaan anda taat asas secara dimensional. Misalnya, jika kita mempunyai suatu persamaan yang mengandung suku ( v+m ) dimana v = kecepatan dan m = massa , maka tidaklah disangsikan lagi bahwa anda telah melakukan suatu kesalahan- dua besaran tidak pernah dapat dijumlahkan kecuali jika mereka memiliki dimensi yang sama.

                 Memeriksa kesesuaian dimensional dari hasil pekerjaan kita merupakan kebiasaan baik yang perlu dimiliki. Terkadang memang mungkin bagi sebuah besaran untuk memiliki satuan, tetapi tidak berdimensi. Contohnya , arloji kita berjalan lambat dan kehilangan 6,0 detik setiap hari. Laju kehilangan waktunya setiap hari dengan demikian adalah R = 6,0 detik/hari. R adalah suatu besaran tidak berdimensi, R memiliki dimensi t/t tetapi R memiliki satuan dan nilainya berubah bila satuannya berubah. Kita dapat pula menyatakan R sebagai 0,10 menit/hari atau 0,25 detik/jam atau bahkan dalam bentuk tanpa satuan seperti 6,9 x , yang memberikan fraksi kehilangan waktu dalam seberang selang waktu. Contoh lainnya adalah bahwa semua faktor konversi (ubah) seperti 25,4 mm/inci atau 1000 g/kg tidak berdimensi.

                 Tahun belakangan ini telah digunakan system internasional atau SI, satuan-satuan system ini dalam kebanyakan mirip dengan system mks ( meter-kilogram-sekon ). Tentu saja system inci , kaki , dan pon serta satuan-satuan lainnya  dalam system satuan “ Inggris “ lama tidak mempunyai tempat dalam system SI, dan kita harus pula memaksakan diri untuk menghindari penggunaan satuan-satuan memudahkan yang telah lazim digunakan seperti atsmosfer (atm) sebagai satuan tekanan, gram per centimeter kubik (g/cm³) sebagai kesatuan massa, kalori (cal) sebagai satuan panas, dan sebagainya.

                 Dalam fisika modern kita jumpaipula persoalan yang sama dalam memilih satuan yang akan kita gunakan, satuan SI terlalu besar untuk kita gunakan. Sebagai contoh , energy khas yang berkaitan dengan berbagai proses atom atau inti atom adalah sekitar  hingga  J dan begitu pula ukuran khas system atom dan inti berkisar dari  hingga  m. Beberapa tetapan dan variable yang akan kita pakai dibahas dibawah ini.

1.      Panjang

Satuan SI bagi panjang adalah meter (m),tetapi kita akan membutuhkan ukuran panjang yang lebih pendek dari pada meter bagi system atom dan inti. Kita akan menggunakan beberapa satuan  panjang berikut:

            Mikrometer =  =  m

            Nanometer = nm =  m

            Femtometer = fm =  m

Panjang gelombang elektromagnetik biasanya diukur dalam satuan nanometer-cahaya tampak memiliki panjang gelombang dalam rentang 400-700 nm. Ukuran atom khasnya 0,1 nm dan inti sekitar 1-10 fm (satuan fm terkadang disebut dengan nama Fermi karena menghargai jasa Enrico Fermi seorang fisikawan perintis dalam bidang fisika inti eksperimen dan teori). Kita seringkali menjumpai satuan Angstrom A (  m) sebagai satuan panjang gelombang. Ada kasusu khusus yang akan kita coba dengan menggunakan satuan SI, kita akan memakai nanometer ketimbang angstrom untuk mengukur panjang gelombang.

2.      Energi

Satuan SI bagi energi adalah joule (J) yang juga masih terlalu besar nilainya bagi fisika atom dan inti. Satuan yang lebih sesuai adalah electron-volt (eV), yang didefinisikan sebagai energy yang diperoleh sebuah muatan elektrik sebesar muatan electron setelah tertarik bebas melewati beda potensial elektrik satu volt. Karena sebuah electron memiliki muatan sebesar 1,602 x  C dan karena 1 V = 1 J/C, maka kita peroleh kesetaraan :

1 eV = 1,602 x  J

Beberapa kelipatan electron-volt yang memudahkan adalah

keV = kilo electron-volt =  eV

MeV = mega electron-volt =  eV

GeV = giga electron-volt =  eV

3.      Muatan Elektrik

Satuan baku muatan elektrik adalah coulomb (C), sedangkan sebagai satuan dasarnya adalah muatan electron, yaitu e = 1,602 x  C. kita akan lebih sering berkeinginan menghitung energy potensial dari dua muatan elektrik yang berjarak pisah dalam ukuran khas atom atau inti dan menyatakan hasilnya dalam electron-volt.berikut adalah salah satu cara mudah untuk menghitungnya. Misalnya untuk menghitung energy potensial dari dua electron yang berjarak pisah r = 1,00 nm :



Besaran  dapat dinyatakan dalam bentuk yang memudahkan sebagai berikut :

 = ( 8,988 x  ) ( 1,602 x  C )²

 N.m²

      J.m  .

nm

Dengan gabungan tetapan-tetapan yang bermanfaat ini, persoalan menghitung energi potensial elektrik statik kini menjadi sangat mudah. Untuk dua muatan satuan yang berjarak pisah 1,00 nm, maka

V =  =  = 1,440 eV.nm

    = 1,44 eV

Bagi perhitungan dalam orde ukuran khas inti atom, femtometer adalah satuan jarak yang lebih sesuai untuk digunakan :



          = 1,440 MeV.fm

Memang mudah diingat bahwa besaran  tetap memiliki nilai 1,440 yang tidak bergantung pada apakah kita menggunakan ukuran dan energi khas atom ( eV.nm ) ataukah ukuran dan energi khas inti atom ( MeV.fm ).

4.        Massa

Kilogram (kg) adalah satuan SI dasar bagi massa, tetapi nilainya juga terlalu besar, teristimewa untuk digunakan dalam bidang fisika inti dan atom. Kesulitan lainnya, sebagaimana akan kita bahas dalam Bab 2 adalah bahwa kita seringkali tertarik untuk menggunakan persamaan Einsten, E= mc² untuk mengubah massa ke dalam energi dan sebaliknya karena c² adalah suatu bilangan yang besar sekali, maka pengubahan ini sama sekali tidak memudahkan, bahkan dapat menimbulkan kesalahan. Kesulitan ini kita atasi dengan membiarkan faktor c² di dalam pernyataan satuan massa dan mengingat bahwa m = E/c².

Satuan massa lainnya yang kita dapati mudah untuk digunakan adalah satuan massa atom. Satuan ini terutama sangat memudahkan dalam perhitungan energi ikat atom dan inti atom. Satuan massa atom ini didefinisikan sedemikian rupa sehingga massa isotop karbon yang lebih banyak dijumpai di alam adalh tepat sama dengan 12 u. Massa atom lainnya diukur relatif terhadap nilai ini.

5.        Laju Cahaya

Salah satu tetapan alam mendasar lainnya adalah laju (speed) cahaya, c, yang akan sering anda gunakan dalam kajian fisika modern. Nilainya adalah

C = 3,00 x

Seringkali memudahkan bagi kita untuk menyatakan berbagai laju yang diukur dalam laju cahaya ; dalam Bab 2 kita akan menjumpai banyak contoh soal yang menyatakan laju sebagai suatu kelipatan pecahan dari c, seperti v = 0,6c. Untungnya sebagian besar persamaan teori relativitas khusus tidak mengandung v melainkan v/c, sehingga dengan demikian seringkali tidaklah perlu untuk mengubah 0,6c ke dalam suatu nilai angka laju dalam meter per detik.

6.      Tetapan Planck

Tetapan alam mendasar lainnya adalah tetapan planck, h, yang memiliki nilai

h = 6,63 x

tetapan planck jelas memiliki dimensi energi x waktu, tetapi dengan sedikit perhitungan, anda dapat memperlihatkan bahwa dia juga memiliki dimensi momentum linier x perpindahan yang adalah dimensi momentum sudut. Karena telah dikemukakan bahwa kita hendak menggunakan satuan energi dalam elektron-volt ketimbang joule, jadi ada manfaatnya utnuk menyatakan tetapan Planck dengan menggunakan satuan eV, yaitu :

h = 4,14 x

Dalam berbagai hasil peritungan nanti, akan kita jumpai pula tetapan hasil kali hc. Dalam satuan di atas kita dapat menurunkan bahwa nilainya adalah

Hc = 1240 eV.nm

= 1240 MeV.fm

Amat menarik untuk dicatat bahwa hc dan  memiliki dimensi yang sama dan kita memang telah menghitung keduanya dalam satuan yang sama eV.nm. nilai banding kedua besaran ini dengan demikian adalah sebuah bilangan murni yang tidak bergantung pada sistem satuan yang kita pilih. Kelak akan kita pelajari bahwa nilai banding ini ternyata sangat mendasar dalam bidang fisika atom. Tetapan tidak berdimensi  yang disebut tetapan struktur halus, ternyata 2  kali nilai berbanding diatas, yaitu :



    = 2π

    = 0,007297

Bilangan ini biasanya dinyatakan sebagai

2.2  ANGKA BERARTI

Angka berarti disebut juga sebagai angka penting atau angka signifikan, ada beberapa aturan dalam menentukan angka berarti yaitu:

1.      Semua angka bukan nol adalah angka berarti

Contoh:

 13,4                : terdapat 3 angka penting yaitu 1,3 dan 4

2.      Angka nol dibelakang angka bukan nol adalah angka berarti

Contoh:

2,50                 : terdapat 3 angka penting yaitu 2,5 dan 0

2050                : terdapat 4 angka penting yaitu 2,0,5 dan 0

3.      Angka nol didepan angka bukan nol bukan termasuk angka berarti

0,25                 : terdapat 2 angka penting yaitu 2 dan 5

0,02050           : terdapat 4 angka penting yaitu 2,0,5,dan 0

Lalu dalam pembulatan angka berarti juga ada hal-hal yang harus diperhatikan

a.       Penjumlahan dan pengurangan

Dalam penjumlahan atau pengurangan angka tidak berarti (angka taksiran) pertama dari bilangan –bilangan yang dijumlahkan atau dikurangkan menentukan letak angka tidak berarti pertama dari hasil jumlah atau selisihnya, “ jumlah atau banyaknya angka berarti dalam hal ini tidaklah menentukan”

Contoh:

1.      Jika massa neutron adalah 1,008665 u dan massa proton adalah 1,007276 u, Carilah beda massa antara proton dan neutron, lalu nyatakan hasilnya dalam satuan  Me V/c²?

Dik: 

                      

Dit :

        selisih,hasil dalam satuan MeV/c²?

Jwb:

        Selisih =

                 1,008665 u - 1,007276 u = 0,001389 u

       Dalam MeV/c²

                 1 u = 931,50 MeV/c²

                

     Dalam soal diketahui banyaknya angka berarti pada massa proton dan neutron ada tujuah,dan selisih dari kedua massa tersebut hanya memiliki 4 angka penting,ini membuktikan aturan diatas bahwa “ jumlah atau banyaknya angka berarti dalam hal ini tidaklah menentukan” .

b.      Perkalian dan pembagian

Dalam perkalian atau pembagian, angka berarti memiliki jumlah angka berarti yang sama dengan jumlah angka berarti dari bilangan yang memilki angka berarti paling sedikit.angka berarti  (Significan Figures) juga disebut Angka – angka sebelum angka yang diragukan disebut angka penting, sedangkan angka – angka sesudah angka penting disebut angka tidak penting atau angka sama sekali tidak bias dipercaya. Dalam melakukan perhitungan – perhitungan , maka ada dua kaidah / peraturan yang harus diingat bila menggunakan angka berarti :

1.      Pada penjumlahan atau pengurangan, jangan menyertakan hasil dibelakang kolom pertama yang mengandung angka yang diragukan.

Contoh :

·         Diketahui massa proton dan neutron (hingga tujuh angka berarti) adalah :

mn= 1,008665 u

mp= 1,007276 u

selisihnya adalah :

1,008665 – 1,007276 = 0,001389 u

                        jawab :  faktor pengubah dari u menjadi MeV/c2

                                oleh karena itu selisih massanya adalah :

                        0,001389 u x   = 1,294 Mev/c2

                                Selisih massa dalam satuan u memiliki empat angka berarti.

2.      Dalam perkalian atau pembagian, banyaknya angka berarti yang dihasilkan menjadi satu lebih besar dari bilangan terkecil yang memuat angka yang masih dapat dipercaya.

Contoh  :

·         Hitunglah nilai hc hingga empat angka berarti dan tentukan apakah angka nol pada angka terakhir adalah angka berarti?

Jawaban :   h         = 6,6262 x 10-34 J.s

                  c          = 2,9979 x 108 m/s

                  1 eV     = 1,6022 x 10-19 J

hc =

      = 1239,8 eV.nm

Karena pembulatanmenjadi empa angka maka di dapatkn hc = 1240 eV.nm, dimana angka nol termasuk angka penting.

Dari pembahasan dan contoh –contoh tentang angka berarti diatas, hal yang harus diingat adalah melihat langsung angka berarti dari suatu bilangan secara tepat merupakan kebisaan belaka dan begitu kita membentuk kebisaan ini, berkurang juga kesulitan kita dalam menyatakan hasil perhitungan dan meskipun kalkulator kita mempergunakan kedelapan angka pada layar peragannya, tidak semuannya merupakan angka berarti dan sebagai jawab dari persoalan hanya angka berarti yang harus kita catat.

2.3  TEORI, PERCOBAAN DAN HUKUM

Ketika pertama kali mempelajari IPA saat di SMP dan SMA kita telah mempelajari tentang  “metode ilmiah”yang dinggap merupakan semacam tata kerja (prosedur ) yang dengannya kemajuan ilmu tercapai. Gagasan dasar metode ilmiah ini adalah saat kita berusaha memahami suatu aspek alam tertentu para ilmuan akan menciptakan suatu hipotesis atau teori yang kemudian akan diuji kebenarannya lewat percobaan dan jika berhasil lulus akan ditingkatkan setatusnya menjadi hukum. Tata kerja ini bertujuan menekannkan pentingnya dilakukan berbagai percobaan sebagai cara untuk menguji kebenaran kebenaran berbagai hippotesis dan menolak yang tidak lulus.

Fisika modern merupakan suatu contoh ekstrem yang membutuhkan percobaan. Dengan demikian dalam studi kita tentang fisika modern kita akan berusaha menonjolkan berbagai percobaan yang telah dilakukan untuk mempelajari teori relativitas dan fisika kuantum.

Namun terdapat persoalan yang berkaitan dengan fisika modern yang tetap tidak terpecahkan dan sering kali membingungkan,yaitu mengenai kata “metode ilmiah”. Ini mengenai kata “teori”. Terdapat dua definisi tentang perkataan “teori” yang berbeda dan bertentangan dalam kamus :

1.      Suatu hipotesis atau dugaan.

2.      Suatu kumpulan fakta atau penjelasan.

“metode ilmiah” merujuk ke “teori” menurut definisi pertama. Sedangkan ketika kita berbicara tentang “teori relativitas” maka kita merujuk kedefinisi yang kedua. Teori relativitas dan fisika kuantum kadang-kadang dipandang para siswa sebagai hipotesis belaka dimana bukti-bukti percobaan pendukungnya masih tetap dihimpun dengan harapan bahwa suatu hari bukti-bukti ini akan diajukan kesemacam mahkamah internasional yang akan merubah status “teori” menjadi “hukum”.

Padahal teori relativitas dan teori kuantum, seperti halnya teori atom atau teori evolusi, benar-benar suatu kumpulan fakta dan penjelasan, bukan hipotesis. Oleh karena itu tidak relevan memperdebatkan apakah kedua “teori” itu kelak menjadi hukum. Apakah fakta-fakta itu disebut teori atau hukum hanyakah masalah arti kata (semantik) belaka dan tidak ada sangkut pautnya dengan jasa ilmiah kedua teori ini. Seperti yang berlaku bagi semua asas ilmiah, kedua teori ini akan terus berkembang dan berubah begitu diperoleh penemuan-penemuan baru dan yang harus diingat pula bahwa usaha mencari bebagai kebenaran terakhir atau hukum-hukum abadi bukanlah tujuan ilmu pengetahuan.

Selain mengnai teori masih ada dua pertannyaan lain yang mungkin akan anda temukan ketika mempelajari fisika modern.pertama mengenai “bagaimana” dari teori-teori ini. Berbagai bukti percobaan yang membentuk dasar fisika modern hampir selalu bersifat tidak langsung, tidak seorang pun yang pernah “melihat” sebuah kuantum atau meson pi atau bahkan sebuah inti atom dan tidak ada yang pernah bergerak dengan laju mendekati laju cahaya dan yang lainnya. Walaupun demikian bukti-bukti percobaan ini begitu menyakinkan sehingga tidak seorang pun yang meragukannya. Hendaklah diingat bahwa sebagian besar gagasan fisika modern didukung oleh bukti-bukti percobaan secara tidak langsung yang diperoleh secara analis dan penafsiran hasil-hasil percobaan  bukan dari pengamatan langsung.

Pertannyaan kedua yang agak mengesalkan adalah “mengapa” dari teori-teori ini. Mengapa alam berprilaku menurut relativitas einstein ketimbang menurut relativitas galileo? Mengapa partikel kadang-kadang berprilaku sebagai gelombang dan gelombang terkadang berprilaku sebagai partikel? Mengapa atom-atom bergabung membentuk senyawa? Dan lain-lain. Meskipun para ilmuan memiliki jawaban yang luar bisa untuk pertannyaan bagaimana tapi mereka tidak bisa memmberi jawaban tentang hal “mengapanya”. Ini bukan karena kemampuan pengamatan atau percobaan mereka terbatas, melainkan semata-mata karena pertanyaan tersebut berada diluar jangkauan pengamatan percobaan.

Semua pertannyaan ini sangat penting, karena itu sebagai mahasiswa jurusan fisika diharapkan anda dapat menaruh perhatian dan meluangkan waktu untuk memikirkannya.